Kemendikdasmen Perkuat Komitmen Wujudkan Pendidikan Inklusif dan Bebas Kekerasan – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menutup tahun 2024 dengan menyelenggarakan Taklimat Media Akhir Tahun. Acara ini menjadi momentum untuk memaparkan capaian kinerja sepanjang tahun serta arah kebijakan pendidikan di tahun 2025. Dengan dihadiri lebih dari 60 wartawan nasional, Kemendikdasmen menegaskan komitmennya dalam menciptakan sistem pendidikan yang aman, inklusif, dan relevan dengan tantangan zaman.
Fokus pada Pencegahan Kekerasan dan Bullying
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman untuk mendukung perkembangan siswa. Menurutnya, kekerasan dan bullying harus diberantas demi membangun generasi bangsa yang berkualitas.
“Pendidikan adalah kunci masa depan bangsa. Kami berkomitmen untuk menangani kekerasan di sekolah dengan serius, memastikan lingkungan belajar yang inklusif dan penuh kasih sayang,” tegas Menteri Mu’ti dalam acara yang berlangsung Selasa (31/12).
Langkah Konkret Penanganan Kekerasan di Sekolah
Kemendikdasmen telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk menangani kekerasan di satuan pendidikan. Hingga akhir Desember 2024, sebanyak 27 Satgas di tingkat provinsi dan 448 Satgas di tingkat kabupaten/kota telah terbentuk. Langkah ini mencakup 86% wilayah administrasi di Indonesia.
Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, menambahkan bahwa lebih dari 406.000 satuan pendidikan kini memiliki tim khusus untuk pencegahan dan penanganan kekerasan. Ia juga menyoroti peningkatan jumlah laporan kasus kekerasan sebagai indikasi keberanian komunitas sekolah dalam melaporkan insiden, yang didukung oleh Satgas dari berbagai instansi.
Pelatihan Guru untuk Pencegahan Kekerasan
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Nunuk Suryani, menjelaskan bahwa pihaknya telah melatih lebih dari 1.264 guru selama dua bulan terakhir. Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mencegah kekerasan dan bullying.
“Kami juga memberikan pelatihan khusus kepada guru Bimbingan dan Konseling (BK) agar mereka memiliki keterampilan dalam menangani kasus kekerasan. Program pelatihan ini akan terus diperluas melalui pendekatan berbasis komunitas dan kelompok kerja,” ungkap Nunuk.
Program Makan Bergizi Gratis untuk Mendukung Pendidikan Karakter
Selain menangani kekerasan, Kemendikdasmen juga memperkenalkan Program Makan Bergizi Gratis. Program ini bertujuan meningkatkan gizi siswa sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter seperti kebersamaan, disiplin, dan tanggung jawab.
“Makan bersama di sekolah bukan hanya soal gizi, tetapi juga membangun nilai karakter. Melalui interaksi saat makan, siswa belajar menghargai waktu dan sesama,” ujar Menteri Mu’ti.
Mendukung Program Sekolah Sehat
Program makan bergizi gratis menjadi bagian dari inisiatif sekolah sehat yang mencakup pola hidup sehat, lingkungan bersih, dan kesejahteraan fisik serta mental siswa. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga sehat dan berkarakter.
Kolaborasi dengan Berbagai Pihak
Kemendikdasmen mengakui bahwa keberhasilan program ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, orang tua, dan masyarakat.
“Semua pihak harus bersatu untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung perkembangan siswa. Tidak ada tempat bagi kekerasan dalam dunia pendidikan,” tutup Menteri Mu’ti.
Melalui berbagai kebijakan dan program inovatif, Kemendikdasmen optimis bahwa pendidikan di Indonesia akan semakin inklusif, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan zaman.