Info Pendidikan Lengkap
InfoIndeks

28 Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia

SEJARAH | 28 Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia

28 Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia

Organisasi pergerakan nasional adalah bentuk ketidakpuasan rakyat kepada pemerintah kolonial. Sangat berperan bagi kemerdekaan Indonesia!

Pergerakan Nasional merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut satu fase dalam sejarah Indonesia, yaitu masa perjuangan mencapai kemerdekaan pada kurun 1908-1945.

Organisasi Pergerakan Nasional
Photo by Iqbal Kurniawan on Pexels.com

Tabel Organisasi Pergerakan Nasional

No. Nama Organisasi Tokoh Pendiri Tahun Berdiri Tujuan Strategi
1. Budi Utomo Soetomo dan para mahasiswa STOVIA 20 Mei 1908 Memajukan pengajaran, pertanian, perdagangan, perternakan, teknik dan industri.
Menghidupkan kembali kebudayaan.
Bersifat Koorperatif
2. Sarekat Islam (SI) H. Samanhudi 1911 Memajukan perdagangan.
Membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
Memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli.
Bersifa Koorperatif
3. Indische Partij (IP) Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara, Dr. Cipto Mangunkusumo 25 Desember 1912 Memajukan tanah air Hindia.
Membangun Patriotisme.’
Mengajarkan kerjasama atas dasar ketatanegaraan.
Kooperatif
4. Perhimpunan Indonesia(Dulu Indische Veereniging, lalu berganti menjadi Indonesische Veereniging hingga akhirnya berganti menjadi perhimpunan Indonesia) Sultan Kasayangan, R.M. Noto Suroto 1908 berganti nama pada tahun 1922dan kembali berganti pada tahun 1925 Mengurus kepentingan bersama orang-orang Indonesia di perantauanIndonesia Merdeka yang akan dicapai melalui aksi bersama dan serentak oleh masyarakat Indonesia. Non koorperatif
5. PKI H.J.F.M Sneevliet 23 Mei 1920 Menciptakan negara komunis Non koorperatif
6. Taman Siswa Ki Hajar Dewantara 3 Juli 1922 Mendidik angkatan muda dengan jiw kebangsaan Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa. Koorperatif
7. Partai Nasional Indonesia (PNI) Ir. Soekarno, Mr. Sartono, Mr. Iskaq Cokroadisuryo 4 Juli 1927 Mencapai Indonesia merdeka Non Koorperatif
8. Partai Indonesia (Partindo) Sartono tahun 1929 Mencapai Indonesia merdeka Nonkoorperatif
9. Pendidikan Nasional Indonesia Baru (PNI Baru) Mohammad Hatta dan Sutan Syahir Desember 1931 Mencapai Indonesia Merdeka Non koorperatif
10. Fraksi Nasional Muh. Husni Thamrin 27 Januari 1930 Menjamin tercapainya kemerdekaan nasional dalam waktu sesingkat-singkatnya. Koorperatif
11. Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) Dr. Sutomo November 1930 Memperbaiki kesejahteraan rakyat. Non koorperatif
12. Partai Indonesia Raya (Parindra) Dr. Sutomo 26 Desember 1935 Mencapai Indonesia Merdeka. Non koorperatif
13. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) Mr. Sartono,  Mr. Amir Syarifudin, dan Moh. Yamin 24 Mei 1937 Mencapai Indonesia Merdeka,
Memperkokoh ekonomi Indonesia,
Mengangkat kesejahteraan kaum buruh, danmemberi bantuan bagi kaum pengangguran.
Bersifat Koorperatif
14. Gabungan Politik Indonesia (Gapi) Sutardjo Kartohadikusumo, Moh. Husni Thamrin 31 Mei 1937 menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen Non Koorperatif
15. Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan Yogyakarta, 18 November 1912 Memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama islam.
Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut agama islam.
Bersifat Koorperatif
16. Nahdlatul Ulama (NU) K.H. Wahid Hasyim dan K.H. Masykur Surabaya, 31 Desember 1926 Menegakan syariat agama islam yang menganut haluan Ahlul Sunah Wal jama’ah.
Melaksanakan berlakunya hukum islam di dalam masyarakat.
Koorperatif
17. Perkumpulan Katolik J. Kasimo 1925 (PPKD)
1938 (PPKI)
Untuk memajukan Indonesia Non Koorperatif
18. Perkumpulan Kristen R.M. Notosutaro, Mr. Amir Syarifudin, Mr. Sawiji, F. Laoh 1929 (PKC)
1930 (PKMI)
Mempersatukan  seluruh umat kristen indonesia untuk ikut berjuang meraih kemerdekaan. Koorperatif
19. Tri Koro Dharmo dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi 7 Maret 1915 Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, di antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.Kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesiaan. Keanggotannya terbatas pada para pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok Koorperasi
20. Jong Sumantranen Bond 9 Desember 1917 di Jakarta Mempererat hubungan antara murid-murid yang berasal dari sumatra, mendidik pemuda sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan budaya sumatra. Non Koorperatif
21. Jong Islamienten Bond 1 Januari 1925 Untuk mengadakan kursus-kursus agama islam bagi pelajar islam dan meningkatkan rasa persaudaraan antara para pemuda terpelajar islam di berbagai daerah di Nusantara. Koorperatif
22. Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) Pelajar Jakarta dan Bandung (Abdullah Sigit, Sugondo, Suwiryo, Sumitro Reksodipuro, Muh. Yamin, AK Gani, Muh. Tamzil, Sunarko, Sumanang,  dan Amir Syarifudin) September 1926 Memperjuangkan Indonesia Merdeka.
23. Pemuda Indonesia Para pemuda Bandung Bandung, 20 Februari 1927 Memperluas dan mempererat ide kesatuan nasional Indonesia. Bersifat nasional
24. Perkumpulan Pasundan Otto Subrata, Otto Iskandardinata, Atik Suardi, R. Kosasih, R. Otto Kusuma Subrata, Dewi Sartika. 1914 Mengakui merah putih sebagai bendera nasional.
Mengakui indonesia raya sebagai bendera kabangsaan.
Koorperatif
25. Sarekat Sumatera M. Zain dan Muh. Yamin 1918 di Jakarta Mencapai kemerdekaan dan pemerintahan yang demokratis. Non koorperatif
26. Sarekat Ambon Mr. Latuharhary 1927 di Surabaya Memajukan kepentingan umum suku ambon di daerah lain dan daerah Ambon. Koorperatif
27. Persatuan Minahasa Dr. Tumbeleka dan Dr. Sam Ratulangie 16 Agustus 1927 di Jakarta Indonesia Merdeka Bersifat Kooperatif
28. Perserikatan Sebelas 1930 (serikat sebelas)
1933 (Partai Serikat Sebelas)
Indonesia merdeka dan masuk dalam PPPKI
29. Sumpah Pemuda Kongres Pemuda I : Muhammad Tabrani
Kongres Pemuda II: Sugondo Joyopuspito
Kongres pemuda I:
(30 April- 2 Mei 1926)
Kongres Pemuda II:
(28 Oktober 1928)
Kongres I :
Memajukan paham persatuan dan kebangsaan.
Kongres II:
Indonesia Merdeka
Non Koorp
Baca juga  Capital Relocation Policy, Between Idea and Realization

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *