Info Pendidikan Lengkap
InfoIndeks

Materi PAI Lengkap Kelas 8 BAB 3 Mengutamakan Kejujuran Dan Menegakkan Keadilan

Dalil Tentang Jujur dan Adil

Q.S. Al-Maidah/5:8)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: 

“ Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakan kebenaran karena Allah Swt, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekal-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah Swt, sungguh, Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Maidah/5 ayat 8) 

Ayat di atas menegaskan bahwa menegakkan keadilan harus karena Allah Swt semata, bukan karena kepentingan pribadi atau duniawi. 

Kepentingan pribadi atau duniawi harus dikesampingkan dalam menegakkan keadilan. 

Bahkan jika kita bersaksi untuk kepentingan kerabat dekat, maka kita pun harus bersaksi dengan mengatakan yang sebenarnya, meskipun kesaksian itu merugikannya. 

Demikian juga jika kita bersaksi untuk musuh, maka kita pun harus bersaksi dengan mengatakan yang sebenarnya, meskipun menguntungkannya. 

Bagaimana jika kebenaran itu dari orang kafir? 

Kita harus tetap berlaku adil dan menerima kebenaran meskipun muncul dari orang kafir. 

Bahkan jika kita menolak kebenaran dari yang kafir dikategorikan sebagai kezaliman. Jadi, keadilan itu berlaku untuk semua, baik kawan maupun lawan. 

Kalau kebenaran yang datangnya dari orang kafir saja kita harus tetap menerimanya, maka kebenaran yang datangnya dari sesama muslim sudah jelas harus kita terima. 

Oleh karena itu menjadi sangat aneh kalau antara sesama muslim saja saling bertikai hanya karena masing-masing merasa bahwa pendapatnya yang paling benar. 

Baca juga  PEMBELAJARAN 6 HADIS

Berlaku adil dalam ayat di atas bermakna berusaha untuk adil dan menegakkan keadilan. 

Jadi setiap usaha untuk menegakkan keadilan dan perilaku menegakkan keadilan akan mendekatkan kepada ketakwaan. 

Semakin sempurna keadilan, maka semakin sempurna pula ketakwaan. Rasulullah Saw dalam sebuah hadits bersabda : 

Artinya : 

“Hendaklah kalian bersikap jujur, karena kejujuran itu akan membawa pada kebaikan, sedangkan kebaikan akan membawa kepada surga”. (HR Tirmidzi) 

 

Hadits di atas menegaskan bahwa kejujuran akan membimbing kepada kebaikan. 

Dan kebaikan akan membawa pelakunya ke surga. Seseorang yang jujur akan hidup dengan tenang. Ia menjalani kehidupan dengan penuh optimis dan semangat. 

Berbeda jika seseorang pernah berdusta, tentu akan diselimuti rasa bersalah dan gelisah. Dusta yang pernah dilakukan akan ditutupi dengan dustadusta yang lain. 

Orang yang jujur juga akan mendapat kepercayaan dari orang lain. Kepercayaan tidak bisa dibeli dengan uang. Kepercayaan muncul karena seseorang memang layak mendapatkannya. 

Abu Ubaidah bin Jarrah (Sahabat Nabi yang Sangat Jujur) Suatu ketika orang-orang Najran pernah datang kepada Rasulullah Saw seraya berkata; 

“Ya Rasulullah, utuslah kepada kami seseorang yang jujur dan dipercaya.” Kemudian Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh aku akan mengutus kepada kalian seseorang yang sangat jujur dan dapat dipercaya. Para sahabat merasa penasaran dan akhirnya menunggu-nunggu orang yang dimaksud oleh Rasulullah itu. Ternyata Rasulullah mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah.” (Sumber : Kitab Shahih Bukhari).

Kejujuran dan keadilan merupakan dua perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang muslim. Rakyat jelata merindukan pemimpin yang adil. 

Seorang tersangka merindukan keadilan seorang hakim. Seorang atlet menginginkan wasit yang adil dalam pertandingan. 

Demikianlah keadilan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Bahkan doa seorang pemimpin yang adil akan diterima oleh Allah Swt.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *