Kisah Keadilan Umar bin Khattab
Khalifah Umar bin Khaab bercakap-cakap dengan kakek Yahudi. “kakek jauh-jauh datang dari Mesir, adakah keperluan yang ingin kakek sampaikan” tanya Khalifah kepada kakek Yahudi.
Kakek Yahudi itu pun menceritakan bahwa rumahnya secara sepihak diratakan untuk dibangun masjid.
Dia pun mencurahkan perasaannya, kepada Khalifah Umar mengenai perjuangan untuk memiliki rumah itu.
“Sungguh sangat menyedihkan, harta satu-satunya yang aku miliki sekarang telah sirna, karena dirampas oleh pemerintah.”
Wajah Khalifah Umar sontak memerah. Khalifah Umar pun begitu marah mengetahui kisah yang didengarnya dari kakek Yahudi.
Khalifah Umar lantas mengambil tulang unta lalu menggores tulang tersebut dengan huruf alif dengan pedangnya.
Tulang unta itu diserahkan kepada kakek Yahudi.
Khalifah Umar lantas berpesan, “Bawa tulang ini ke Mesir dan berikan kepada ubernur Amr bin Ash.
”Dengan penuh keheranan kakek Yahudi pulang ke Mesir hanya dengan membawa tulang. Kakek Yahudi lantas memberikan kepada ubernur Amr bin Ash.
Sang Gubernur Mesir itu sontak pucat keika menerima tulang tersebut dari kakek Yahudi.
Mendadak, Amr memerintahkan jajarannya untuk membongkar masjid di tanah miliki kakek Yahudi itu.
Kakek Yahudi merasa heran mengapa dengan sebatang tulang unta busuk, Amr bin Ash bersedia membongkar masjid untuk kembali membangun gubuk milik Yahudi.
“Maaf Tuan, tolong jelaskan perkara pelik ini. Berasal dari apakah tulang itu?”
“Apa keistemewaan tulang busuk itu sehingga Tuan berani memutuskan untuk membongkar begitu saja masjid yang amat mahal ini.”
Amr bin Ash memegang pundak kakek Yahudi sambil berkata:
“Wahai kakek, tulang ini hanyalah tulang busuk. Akan tetapi tulang ini merupakan peringatan keras terhadap diriku dan tulang ini merupakan peringatan dari Khalifah Umar bin Khaab.”
“Artinya apa pun pangkat dan kekuasaanmu, suatu saat kamu akan bernasib sama seperi tulang ini, karena itu berindak adillah kamu seperi huruf alif yang lurus. Adil di atas, dan adil di bawah.”
Kakek Yahudi itu lalu berkata: ”Oh, ternyata Islam itu sangat adil ya Tuan. ubernur Amr bin Ash: “Ya inilah Islam”.
Kemudian kakek yahudi berkata: “Sungguh saya kagum dengan keadilan Islam. Mulai hari ini saya menyatakan diri masuk Islam. Dan saya ikhlaskan gubug saya untuk dibangun masjid”.